Cerita Viral Petugas Damkar Depok Bongkar Korupsi, Dimohon Undur Diri
Cerita Viral Petugas Damkar Depok Bongkar Korupsi, Dimohon Undur Diri
SangatViral.com – Seseorang petugas damkar di Pemkot Depok bernama Sandi jadi buah bibir di media sosial sehabis bersuara menimpa dugaan korupsi di lingkup internal kantornya. Keberanian Sandi menguak soal dugaan korupsi ini berbuah pesan peringatan( SP) sampai paksaan buat mengundurkan diri. Pihak Damkar Depok membantah terdapatnya korupsi.
Permasalahan ini bermula kala Sandi melaksanakan aksi keluhan di kantor Damkar Pos Balai Kota Depok, sebagian waktu kemudian. Dikala aksi, Sandi bawa poster bertulisan Ayah Kemendagri tolong, buat tindak tegas pejabat di dinas pemadam kebakaran Depok. Kita dituntut kerja 100 persen, tetapi perlengkapan di lapangan pembeliannya tidak 10 persen, banyak digelapkan!!!.
JUDI SLOT ONLINE TERPERCAYA
” Asal mulanya sebab semacam itu, kita memohon tuntut hak kita, terus apa aja itu kan sama pejabat itu didiemin. Itu( peristiwa fotonya) cocok banget aku posting, itu sebab telah kesel,” kata Sandi dikala dihubungi detikcom, Senin( 12/ 4/ 2021).
Salah satu dugaan korupsi yang diungkap Sandi ialah pengadaan sepatu pada 2018. Menurut Sandi, sepatu yang di menerima oleh dia dan kawan kerja ini tidak sesuai bersama dengan spesifikasi.
“Terakhir 2018 itu terhitung sepatu sepatu kita bukan yang sepatu bot, sepatu PDL itu nggak tersedia safety-nya serupa sekali. Enggak tersedia besi pengamannya, yang depan enggak tersedia besinya, yang bawah enggak tersedia besinya. Istilahnya kita kadang untuk panggilan warga evakuasi itu kan ya sempet tersedia kejadian temen kena beling, tetapi pejabat diam aja,” ujarnya.
Selain itu, Sandi mengaku tidak dulu meraih busana pemadam kebakaran sejak 2019. Padahal, menurutnya, tersedia anggaran tertentu untuk pengadaan busana pemadam kebakaran tiap-tiap tahun.
“Terus kami selama 2 tahun, th. 2019 sampai 2020, 2021 saat ini juga kami belum (mendapatkan pakaian pemadam kebakaran). Untuk 2021 udah ngukur baju, katanya, tetapi 2019 dan 2020 itu kami enggak sanggup baju, tetapi aku cari tahu ternyata tersedia buktinya sesungguhnya udah tersedia anggarannya itu, nah tetapi bajunya itu di mana?,” jelasnya.
Sandi termasuk mengungkapkan ada pemotongan perihal insentif mitigasi dan penyemprotan disinfektan. Seharusnya, tiap tiap petugas meraih insentif sebesar Rp 1,7 juta, tapi yang diterima cuma Rp 850 ribu.
“Temen-temen protes setelah itu ada duit mitigasi dan penyemprotan, 2 kegiatan di situ. Kita pertanyakan duit kegiatan tandatangan kita Rp 1,7 juta sekian, tapi nerima duitnya cuma Rp 850 ribu, separuhnya, menjadi dibagi dua kepada teman,” ujarnya.