Kecanduan Meminun Minuman Soda, Pemuda Berumur 21 Tahun Harus Amputasi Kaki
Kecanduan Meminun Minuman Soda, Pemuda Berumur 21 Tahun Harus Amputasi Kaki
Peria yang berumur 21 tahun harus di amputasi karena terkena penyakit diabetes. Ia yang berasal dari malaysia harus mengorbantak kakinya, di karenakan terlalu rering mengkomsumsi minuman bersoda. Peria yang bernama Mahathir yang berumur 21 tahun harus amputasi kaki kirinya.
Mahathir juga mengatakan ia juga suka meminun, minuman yang manis. Karena terlalu sering meminum yang manis dan bersoda, Karena meminum tersebuut dia mengalami penyakit gula.
JUDI SLOT ONLINE TERPERCAYA
Mahathir juga mengatakan ia lebih sering meminum minuman yang manis dari pada makan nasi. Saat dia pulang sekoh pasti membeli minuman yang manis-manis dan membeli minuman bersoda juga.
Karena kakinya di amputasi Mahathir kesulitan dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Namun kondisinya tidak mematahkan semangatnya dalam melakukan aktivitasnya sehari-hari, maupun bejalan dan bekerja.
Karena hanya memiliki kaki satu, namun dia tidak putus asa berkerja. Mahathir pernah juga bekerja di rumah makan cepat saji, dia bekerja di sana selama satu tahun kurang lebih.
Musibah yang menimpah Mahathir, kerabat Mahathir yang mempedulikannya memberi kaki palsu agar dia bisa berjalan lagi.Walau tidak bisa berjalan seperti orang normal, namun setidaknya sudah bisa berjalan dengan kedua kaki.
Baca Juga:Kades Langkat Hendak membakar Polisi, 4 Polisi Jadi Korban di Langkat
Mahathir yang belum terbiasa dengan kaki palsunya, ia mengeluh karena belum pandai menggunakan kaki palsu tersebuut. Namun ia tidak menyerah untuk mencobanya lagi hingga bisa menggunakan kaki palsu tersebut. Mahathir mengeluh karena ia belum bisa masuk kerja karena keadaan kakinya belum kembali pulih.
Keluarga Mahathir juga menyemangati Mahathir agar tidak pantang menyerah. Namun ia sempat mengeluh karena ia mempunyai satu kaki akan menyusahkan ia untuk mencari pekerjaan yang baru,Mahathir yang bekerja di rumah makan cepat saji di keluarkan karena tidak bisa melayani pelanggan lagi.
Namun ia tidak merasa takut karena ia masih bersyukur mempunyai kaki kanannya yang bisa ia gunakan untuk berjalan. Ia juga tidak menyerah untuk mencari pekerjaan yang baru
Mahathir juga masih dalam pengobatan dokter, untuk mengganti perban yang berada pada kaki Mahathir.